Metode Taguchi merupakan metodelogi baru dalam
bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam
waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber daya menjadi produk atau proses
“tidak sensitive” terhadap bebagai factor seperti misalnya material,
perlengkapan manufaktur, kondisi operasional (Soejanto, 2009).
Filosofi Taguchi terdiri dari tiga
konsep, yaitu :
- Kualitas harus didesain kedalam
produk dan bukan sekedar memeriksanya.
- Kualitas terbaik dicapai dengan
meminimumkan deviasi dari target. Produkharus didesaign sehingga kokoh
(robush) terhadap factor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
- Kualitas harus diukur sebagai
fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus diukur pada
seluruh system.
Metode Taguchi mempunyai beberapa keunggulan,
seperti :
- Desaign esperimen Taguchi lebih
efisien karena memungkinkan untuk melaksanakan penelitian yang melibatkan
banyak factor dan jumlah.
- Desaign eksperimen Taguchi
memungkinkan diperolehnya suatu proses
yang menghasilkan produk yang konsisten dan kokoh terhadap factor –
factor dan level dari factor – factor control yang menghasilkan respon
optimum.
Metode
Taguchi juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan metode lain diantaranya
adalah rancangan metode Taguchi mempunyai struktur yang sangat komplek, dimana
terdapat rancangan yang mengorbankan pengaruh interaksi da nada pula rancangan
yang mengobarkan pengaruh interaksi da nada pula rancangan yang mengorbankan
pengaruh utama dan pemilihan rancangan percobaan secara hati – hati dan sesuai
dengan tujuan penelitian.
Metode Taguchi menggunakan
seperangkat matriks khusus yang disebut Matriks Orthogonal. Matrik standar ini
merupakan langkah untuk menentukan jumlah eksperiman minimal yang dapat
memberikan informasi sebanyak mungkin semua factor yang mempengaruhi parameter.
Bagian terpenting dari metode Matriks Orthogonal terletak pada pemilihan
kombinasi level variable – variable input masing – masing eksperimen (Soejanto,
2009).
2.5.1
Design Eksperimen Taguchi
Pada umumnya desain eksperimen
Taguchi dibagi menjadi tiga tahap utama yang mencakup pendekatan eksperimen,
tahap- tahap tersebut yaitu :
- Tahap Perencanaan.
- Tahap Pelaksanaan
- Tahap analisa.
- Eksperimen Konfirmasi
Desain eksperimen yang
baik, apabila eksperimen yang dilakukan sesuai dengan masalahnya dan mempunyai
efisiensi yang tinggi, yaitu apabila eksperimen dengan biaya, waktu dan usaha
yang minimum tetapi, yaitu apabila eksperimen dilakukan dengan biaya, waktu dan
usaha yang meminimum tetapi dapat memberikan informasi yang optimum (Soejanto,
2009).
1.
Tahap
Perencanaan eksperimen
Tahap
perencanaan meliputi :
a.
Perumusan
masalah.
b.
Tujuan
eksperimen
c.
Penentuan
variable tak bebas.
Variasi yang
perubahannya tergantung pada variable yang lain. Dalam merencanakan tak bebas
mana yang akan diselidiki.
d.
Identifikasi
factor – factor ( variable bebas )
Variable yang
perubahannya tidak bergantung pada variable lain. Pada tahap ini dipilih factor
man saja yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap variable tak bebas
bersangkutan.
e.
Penentuan jumlah
level dan nilai level faktor
Pemilihan
jumlah level sangat penting untuk ketelitian hasil. Semakin benyak level maka
tingkatan ketelitiannya akan semakin besar.
f.
Perhitungan
derajat kebebasan
Adalah konsep
yang mendiskripsikan seberapa besar eksperimen yang harus dilakukan dan
seberapa banyak informasi yang didapat dari eksperimen.
Derajat
kebebasan metriks orthogonal adalah :
VOA = ( banyaknya eksperimen – 1 )......................................... (2.2)
Derajat
kebebasan factor dan level adalah :
Vfl = ( banyaknya level – 1 )..................................................... (2.3)
Dan persamaan
derajat kebebasan untuk mengetahui derajat kebebasan dari sebuah matriks
eksperimen atau total derajat kebebasan adalah :
Total Vfl = ( banyaknya factor ) x ( Vfl ).................................. (2.4)
g.
Pemilihan
matriks orthogonal.
Dalam
pemilihan matriks orthogonal yang cocok, diperlukan suatu persamaan yang
mempresentasikan jumlah factor, jumlah level dan jumlah pengamatan yang akan
dilakukan. Bentuk umumnya adalah :
La(bc).......................................................................... (2.5)
Dimana : L = rancangan bujur sangkar latin.
a
= banyak baris/eksperiman.
b
= banyak level.
c
= banyak kolom/factor.
- Tahap pelaksanaan eksperimen
Pelaksaan
eksperimen yaitu jumlah replikasi. Replikasi adalah pengulangan kembali
perlakuan yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk
memperoleh ketelitian yang lebih tinggi.
- Tahap analisa
Pada analisa
dilakaukan pengumpulan dan pengolahan data.
a.
Analisa
variasi Taguchi
Untuk
menganalisa data yang telah disusun dalam perencanaan eksperimen secara
statistika. Untuk analisa varians dua arah adalah data eksperimen yang terdiri
dari dua factor atau lebih dan duan level atau lebih.
1.
Sr – jumlah
kuadrat total
............................................................... (2.6)
Diman : N =
jumlah percobaan
y =
data yang diperoleh dari percobaan
2.
SA
– jumlah kuadrat factor A
.......................................................... (2.7)
Diman : Ai =
Level ke I factor A
nAi = jumlah percobaan level ke I factor A
3.
SAxB
– jumlah interaksi AxB
Dengan cara
yang sama, jumlah kuadran interaksi AxB sebagai berikut :
......... (2.8)
4. SSe
– jumlah kuadran error
SST = SSA +
SSB + SSAxB + SSE ............................................................... (2.9)
SSE = SST –
SSA – SSB – SSAxB................................................ (2.10)
b.
Uji F
Uji hipotesa F
dilakukan dengan cara membandingkan variasi yang disebabkan masing – masing
factor dan variasi error. Variasi error adalah variasi tiap individu dalam
pengamatan yang timbul karena factor – factor yang tidak dapat dikendalikan.
Dalam hal ini :
..................... (2.11)
Hipotesa pengujian dalam suatu percobaan
adalah :
Ho : tidak ada perlakuan, sehingga µ1 =
µ2 = ….. µi = µk
Hi : ada
pengaruh perlakuan, sehingga sedikit ada satu µ1 yang tidak
sama.
Apabila nilai F tes
lebih kecil nilai Ftabel (Fhitung < Ftabel),
maka hipnotesa (Ho) diterima atau
berarti tidak ada perbedaan perlakuan. Namun jika nilai dari F tes lebih besar
dari nilai Ftabel (Fhitung > Ftabel), maka
hipotesa (Ho) ditolak dan berarti ada perbedaan perlakuan.
c.
Strategi Pooling Up
Strategi yang digunakan
untuk mengestimasi variasi error pada analisis varians. Strategi Pooling Up
cenderung memaksimasi jumlah kolom yang dipertimbangkan segnifikan.
d.
Rasio S/N
Digunakan untuk memilih
factor – factor yang memiliki kkontribusi pada pengurangan variasi suatu
respon. Rasio S/N terdiri dari bebrapa tipe karakteristik kualitas, yaitu :
1. Semakin
kecil, semakin baik
Adalah karakteristik kualitas dengan
batas nilai 0 dan non negative. Nilai semakin kecil (mendekati nol adalah yang
diinginkan).
............................. (2.12)
Diman :
n = jumlah pengulangan dari suatu trial.
2. Tertuju
pada nilai tertentu
Karakteristik kualitas dengan nilai atau
target tidak noll dan terbatas. atau dengan kata lain mendekati suatu nilai
yang ditentukan adalah yang terbaik.
................................ (2.13)
3. Semakin besar, semakin baik
Karakteristik
dengan kualitas rentang nilai tak terbatas dan non negatif.
Semakin
besar adalah nilai yang diinginkan.
.............................. (2.14)
- Eksperimen
konfirmasi
Eksperimen
konfirmasi adalah percobaan yang dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang
didapat.
Tujuan eksperimen konfirmasi adalah untuk memvarifikasi :
1.
Dugaan yang dibuat pada saat model
performasi penetuan factor dan interaksinya.
2.
Merencang parameter (factor) yang
optimum hasil analisis dari hasil percobaan pada performasi yang diharapkan.
Advertisement
0 komentar:
Post a Comment